A. Pendahuluan
Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari
organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui dua cara, yaitu:
1. Repoduksi Aseksual ( Vegetatif)
Reproduksi aseksual adalah terbentuknya
individu baru tanpa melakukan peleburan sel
kelamin.
2. Reproduksi Seksual ( Generatif)
Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin
( gamet) dari dua individu yang berbeda jenis
kelamin.
Pada reproduksi generatif terjadi persatuan
dua macam gamet dari dua individu yang berbeda
jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran
materi genetik yang memungkinkan terbentuknya
individu baru dengan sifat baru. Pada organisme
tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet,
gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina
atau sel telur. Kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk,
ukuran, dan motilitasnya. Kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami
didahului dengan peristiwa fertilisasi ( pembuahan), yaitu pertemuan sperma
dengan sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat dibedakan gamet
jantan dan gamet betina karena keduanya sama, maka disebut isogamet. Bila
salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
B. Reproduksi Manusia
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi
pada manusia berbeda antara pria dan wanita. Pria menghasilkan gamet
jantan atau spermatozoa yang dibentuk di dalam testis. Spermatozoa
berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita
menghasilkan sel telur ( ovum) yang dibentuk di dalam ovarium. Semenjak
lahir, manusia memang telah dilengkapi alat (organ) reproduksi. Alat-alat
reproduksi akan berfungsi ketika mencapai kematangan, di mana seseorang
telah menginjak masa subur. Namun demikian, alat-alat reproduksi ini akan
berfungsi serta berproses secara baik jika seseorang dalam keadaan sehat.
1. Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis,
dan hormon-hormon pada pria. Organ reproduksi pria dirancang untuk dapat
menghasilkan, menyimpan, dan mengirimkan sperma. Sperma tersimpandalam cairan yang terlindung dan bergizi, yaitu air mani. Organ reproduksi
pria dibedakan menjadi dua bagian, yaitu organ reproduksi dalam dan luar.
a. Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam pada sistem reproduksi pria terdiri atas testis,
saluran pengeluaran, dan kelenjar asesoris. Berikut ini akan dijelaskan masingmasing
organ dalam tersebut.
1) Testis
Testis atau buah zakar adalah bagian dari
organ reproduksi pria, terletak di bawah penis,
dalam scrotum (kantung zakar). Pria memiliki
sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri
dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang
testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk
kantung yang disebut kantung zakar (skrotum).
Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan
sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut
testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang
menonjol, suara besar, dan sebagainya. Di dalam testis terdapat saluransaluran
halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat
pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat epididimis.
Dari masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria memproduksi
sperma setiap waktu. Pria dapat melepaskan sperma saat ejakulasi atau waktu
puncak bersenggama.
2) Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria
terdiri atas saluran epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Saluran epididimis
Di tempat ini, sperma mengalami pematangan. Selanjutnya dari sini,
sperma bergerak menuju kantung kemih (vesikula seminalis) melalui
saluran mani ( vas deferens). Sperma ditampung sementara waktu pada
kantung kemih.
b) Vas deferens
Vas deferens merupakan sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar
prostat. Fungsi saluran ini adalah sebagai saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis menuju kantung semen (kantung mani/ vesikula
seminalis).
c) Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan
kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan
sperma agar masuk ke dalam uretra.d) Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke
lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan
baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun pada sistem seksual.
Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran air mani.
Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi empat bagian, dinamakan sesuai dengan
letaknya, yaitu:
• Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar
prostat.
• Pars prostatica, terletak di prostat. Pada
bagian uretra ini terdapat pembukaan kecil,
di mana terletak muara vas deferens.
• Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm
dan di bagian lateral terdapat kelenjar
bulbo uretralis.
• Pars spongiosa/ cavernosa, panjang sekitar
15 cm dan melintas di corpus spongiosum
penis.
3) Kelenjar asesoris
Pada waktu sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan
berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Kelenjar ini
berfungsi untuk mempertahankan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar
asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri atas:
a) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga
kantung semen. Dinding vesikula menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
b) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan
pertemuan antara uretra dengan vas deferens.
c) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung
menuju uretra. Kelenjar prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk
menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi nutrisi dan
mempermudah gerakan spermatozoa.
b. Organ reproduksi luar
Sebagian besar, alat reproduksi laki-laki berada di bagian luar tubuh yang
terlihat langsung. Organ reproduksi luar pada laki-laki meliputi penis dan
scrotum.
1) Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin
jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi.Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada
penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak
mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada
suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2) Scrotum (kantung zakar)
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum
berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara
scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan
ikat dan otot polos.
c. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar)
dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana
kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat
pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk
lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong
sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki
kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom
mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya
bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung
zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota
tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi
terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa
atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsimemberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron.
d. Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi
menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP
(Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipo sis
agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat,
dan kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar
tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang
laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki,
spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat
terjadi setiap saat.
e. Hormon reproduksi pada pria
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa
hormon. Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut:
1) Testosteron
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah
(kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Hormon
ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh
FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipo sis. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2) Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipo sis anterior. Fungsi LH adalah
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada
masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi
peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan
pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis.
Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria
akan mengalami mimpi basah.
3) Follicle Stimulating Hormone/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipo sis anterior. FSH berfungsi
untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama
2 hari.
4) Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Selsel
Sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5) Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
2. Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita meliputi kumpulan organ- organ reproduksi,
proses oogenesis, fertilisasi, kehamilan, dan persalinan. Organ reproduksi
perempuan adalah alat atau bagian tubuh perempuan yang berkaitan erat
dengan kehamilan atau kemampuan beranak.
Organ reproduksi wanita terbagi dua yaitu di dalam dan di bagian luar tubuh.
Organ reproduksi dalam tubuh tidak dapat dilihat secara langsung, sebaliknya
alat reproduksi luar dapat dilihat. Setiap bagian dari alat reproduksi ini
menyambungkan dengan setiap bagian yang lainnya. Semua alat reproduksi
dalam ini ditopang oleh tulang pinggul.a. Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang
terdiri atas sepasang indung telur ( ovarium), sepasang saluran telur (tuba
fallopii), dan rahim ( uterus).
1) Sepasang indung telur (ovarium)
Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin wanita. Setiap wanita
memiliki sepasang ovarium. Masing-masing ovarium berada di sisi kanan dankiri rahim serta berukuran sama besar, yaitu sebesar kacang kecil. Sepasang
ovarium ini secara bergantian memiliki tugas memproduksi telur setiap bulan.
Dalam ovarium terdapat folikel de Graaf yang akan berkembang menjadi sel
telur (ovum). Proses perkembangan sel telur disebut oogenesis. Pada manusia,
perkembangan oogenesis mulai dari oogonium sampai menjadi oosit terjadi
pada embrio dalam kandungan. Oosit tidak akan berkembang menjadi ovum
sampai dimulainya masa pubertas.
Ovarium memulai tugasnya pada saat seorang anak wanita mulai
mengalami haid, sekitar umur 10-12 tahun. Di dalam ovarium ini, sebenarnya
terdapat ratusan sel telur, tetapi setiap bulannya hanya ada satu sel telur
yang matang, entah dari ovarium sebelah kiri atau sebelah kanan. Telur
yang matang ini hanya bertahan hidup selama 24 jam (satu hari). Jika sperma
berjumpa dan berhasil menembus sel telur yang matang, yang masih hidup,
maka terjadi pembuahan (ovulasi). Sel telur yang berhasil dibuahi oleh sel
spermatozoa akan membentuk zigot. Selanjutnya akan berkembang sampai
menjadi bayi selama sembilan bulan lebih beberapa hari dalam kandungan.
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit
(sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.
Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai
mengalami pematangan menjadi sel telur, tetapi hanya sekitar 400 sel telur
yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus
menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses
pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan
hilang pada masa menopause.
Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang
tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya,
sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom
maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada
usianya yang telah lanjut.
Selain itu, ovarium memproduksi juga dua hormon penting dalam
kehidupan perempuan. Kedua hormon tersebut adalah estrogen dan
progesteron. Hormon-hormon ini berpengaruh besar pada pertumbuhan,
pembangunan, dan berfungsi untuk semua organ tubuh perempuan terutama
alat-alat reproduksi. Misalnya, hormonlah yang menyebabkan pertumbuhan
payudara dan penyebab haid (menstruasi) setiap bulan.
2) Sepasang saluran telur (tuba fallopii)
Wanita memiliki sepasang saluran telur, yang masing-masing
menyambungkan antara masing-masing ovarium dengan rahim pada setiap
sisinya. Panjang masing-masing saluran telur ini, sekitar 10-12 sentimeter dari
tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung kiri dan kanan dari saluran telur ini
membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur
jatuh ke dalamnya ketika dilepaskan dari ovarium.
Ovarium tidak menempel pada saluran telur tetapi menggantung dengan
bantuan sebuah ligamen. Sel telur bergerak di sepanjang saluran telur dengan
bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba
fallopii sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang
telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus
membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni saluran dan masuk ke
dalam rahim. Untuk sampai di rahim, telur ini membutuhkan waktu lima hari,
sejak dilepaskan dari ovarium. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan
proses ini disebut implantasi.
3) Rahim (uterus)
Rahim terletak di belakang kandung kemih
dan di depan rektum. Rahim diikat oleh 6 ligamen.
Rahim merupakan saluran berongga yang lebih
besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk
saluran sempit, yaitu vagina. Rahim terletak di
bagian pusat sistem, berbentuk kantung tempat
bayi berkembang. Tanpa bayi di dalamnya rahim
sangat kecil hanya 7 hingga 9 cm dengan berat 60
gram.
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Serviks (leher rahim)
Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan uterus bagian
bawah yang membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks
yang memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi
keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri,
kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama
kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan
saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan
tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa
menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat
ovulasi kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma
yang hidup selama 2 – 3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas
melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk membuahi sel telur. Oleh
karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1 -2 hari sebelum
ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan
yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan
lendir menjadi licin.
b) Korpus (badan rahim)
Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif,
panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan
jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama prosespersalinan, dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui
serviks dan vagina.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah
siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan,
maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang
disebut dengan siklus menstruasi.
Telur yang terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri dan menanamkan
diri (nidasi) dalam selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur yang
tertanam ini tidak mudah lepas atau rontok, karena lapisan dinding rahim
cukup tebal. Telur ini akan tumbuh menjadi janin. Selanjutnya, rahim akan
melindunginya dan memelihara kehidupan baru sampai pada saat kelahiran
bayi.
Selama kehamilan, rahim sedikit demi sedikit tumbuh menjadi pegangan
bagi pertumbuhan bayi, dengan kantung cairan di sekelilingnya dan
dihubungkan oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan sebelum kehamilan,
pada saat kelahiran bayi, berat rahim sendiri mendekati satu kilogram.
Sedangkan berat bayi, plasenta, dan cairan yang mengelilinginya, semuanya
sekitar lima kilogram.
4) Liang senggama (vagina)
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya pelindung atau selongsong)
adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar
tubuh. Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang
saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika
vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan
hubungan seksual).
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh
bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran
kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh
kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang
tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.
b. Organ reproduksi luar
Organ kelamin luar wanita memiliki dua fungsi, yaitu sebagai jalan masuk
sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam
dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang
yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab
penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme
ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Organ reproduksi luar wanita terdiri atas vulva, klitoris, dan perineum.
Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih terperinci dari organ reproduksi
luar wanita tersebut.
1) Vulva
Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan scrotum pada pria).
Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea ( penghasilminyak). Setelah puber labium mayor akan
ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di
sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi
lubang vagina dan uretra.
2) Klitoris
Klitoris merupakan penonjolan kecil yang
sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris
merupakan pertemuan antara labium minor
kiri dan kanan yang bertemu di depan. Klitoris
dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut
preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat
sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
3) Perineum
Perineum merupakan suatu jaringan bromuskuler di antara vagina dan
anus. Perineum merupakan pertemuan labium mayor kiri dan kanan yang
bertemu di bagian belakang. Kulit yang membungkus perineum dan labium
mayor sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering
dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina
merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama
dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembap karena adanya cairan yang
berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.
Pada wanita, awal pubertas biasanya dimulai pada usia 9 sampai 16
tahun. Pada usia ini, tingkat pertumbuhan remaja putri meningkat pesat,
disertai pembesaran payudara dan tumbuhnya rambut pubis. Dalam waktu
1 hingga 2 tahun setelah perubahan ini, tumbuh bulu ketiak dan keputihan
normal ( leukorea siologis). Beberapa bulan kemudian periode menstruasi
pertama ( menarkhe) pun dimulai yang akhirnya akan menjadi menstruasi
siklik. Kejadian menarkhe ini berbeda pada tiap individu.
c. OogenesisOogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium.
Di dalam ovarium janin, sudah terkandung sel pemula atau oogonium.
Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan, oosit
primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian
mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara
meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu
badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel
yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua
yang hanya berlangsung sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi,
oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Tetapi, jika ada penetrasi sperma,
maka pembelahan meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali.
Pembelahan meiosis II pada oosit sekunder menghasilkan ovum tunggal dan
badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 – 50
tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum
selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir
sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.
Setiap bulan, wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya.
Bila sel telur ini tidak dibuahi maka akan dikeluarkan melalui proses
menstruasi. Menstruasi terjadi secara periodik satu bulan sekali. Saat wanita
tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi
pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa
ini disebut menopause.
d. Siklus menstruasi pada wanita
Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita
sudah memasuki masa suburnya. Secara biologis, menstruasi menandakan
sudah terbuangnya sel telur miliknya yang sudah matang. Pembuangan ini
dilakukan karena ada proses pergantian sel telur dengan sel telur yang baru.
Bayangkan saja, kalau seandainya tubuh tidak mengeluarkan sel telur yang
sudah matang ini, maka akan menjadi sel telur yang busuk.
Menstruasi terjadi pada semua wanita yang sehat dan memiliki organ
reproduksi yang sehat juga. Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda
bahwa wanita memiliki organ reproduksi yang sehat, dan merupakan salah
satu indikator kesuburan.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan
siklus dan pola menstruasi menjadi tidak teratur,
yaitu:
1) kondisi hormonal belum stabil,
2) kondisi sik terganggu,
3) kondisi psikis terganggu,
4) kurangnya asupan gizi,
5) hamil.Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula
setiap 21 hari dan 30 hari). Pada hari ke-1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan
dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada
saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang
haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel
ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari
hipo sis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding
uterus, yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi. Selain
itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipo sis
menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak
untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu di sekitar
terjadinya ovulasi disebut fase estrus.Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah
menjadi badan kuning (korpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya
dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode
ini disebut fase luteal. Selain itu progesteron juga berfungsi menghambat
pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan
menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometrium terhenti. Selanjutnya, endometrium akan terkelupas
dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase
perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka
FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
e. Fertilisasi
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba
fallopii, maka terjadilah zigot. Kira-kira 24 sampai 30 jam setelah proses
pembuahan, zigot menyelesaikan pembagian sel pertamanya. Proses mitosis,
satu sel terbagi menjadi dua, dua menjadi empat, delapan, enam belas, dan
seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga
yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii,bentuk ini kemudian disebut blastula. Lapisan terluar blastula disebut trofoblas
merupakan dinding blastula yang berfungsi untuk menyerap makanan
dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta). Plasenta atau ari-ari
berbentuk seperti cakram dengan garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran
ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari ke-28 setelah
fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam
pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem
hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin,
meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa
jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.Masa di dalam blastula disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan
calon janin. Blastula ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi
(perlekatan dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastula sampai di rongga
uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya
tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan
sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas me nempel pada dinding uterus
(melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon
ini melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi produksi hormon
estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofo blas
kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya
berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan
makanan. Embrio telah kuat menempel
setelah hari ke-12 dari fertilisasi.
Setelah satu minggu, sel-sel pada kumpulan
sel sebelah dalam membentuk dua lapisan yang
disebut hipoblas dan epiblas. Hipoblas tumbuh
menjadi kantung inti telur yang menjadi salah satu
bagian tempat lewatnya nutrisi yang diberikan
oleh ibu pada embrio muda. Sel-sel dari epiblas
membentuk suatu selaput yang disebut amnion, di
mana di dalamnya ada embrio dan kemudian janin
berkembang sampai lahir.1) Pembuatan lapisan lembaga
Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan
di sebelah luar disebut ektoderm dan di sebelah
dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam
blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan
demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian
terbentuk pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang
membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka
tidak berkembang. Namun, kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar
(bertelur), misalnya ayam dan bebek, karena kantung ini berisi persediaan
makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm.
Proses terbentuknya lapisan ektoderm, endoderm, dan mesoderm disebut
gastrulasi. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga ( germ layer).
Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut.
Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm
membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm
membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi,
dan sistem reproduksi.2) Membran ( lapisan embrio)
Membran embrio meliputi 4 macam, yaitu kantung kuning telur ( yolk sac),
amnion, alantois, dan korion.
a) Kantung kuning telur (yolk sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran
endodermis yang berisi persediaan makanan
bagi hewan ovipar, misalnya ayam dan bebek.
Pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak
berguna.
b) Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi
cairan tempat embrio mengapung, gunanya
melindungi janin dari tekanan atau benturan.c) Alantois
Alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan
pembuangan sisa metabolisme. Pada mamalia
dan manusia, alantois merupakan kantung
kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai
badan, yaitu bagian yang akan berkembang
menjadi tali pusat.
d) Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri
dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion
menghilang pada hari ke-28, kecuali pada
bagian tangkai badan, pada tangkai badan
jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding
uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah
semua membran dan plasenta terbentuk, maka
embrio disebut janin/fetus.
f. Kehamilan dan perasalinan
Kehamilan dapat terjadi jika sel telur matang dibuahi oleh sel sperma.
Kemudian, sel telur yang dibuahi tadi diantarkan dan disimpan oleh tubuh
kita ke dalam rahim untuk kemudian tumbuh dan berkembang menjadi
bayi. Wanita yang sudah dalam keadaan hamil tidak mungkin mengalami
menstruasi, karena hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel
telur berubah fungsinya menjadi penyedia makanan bagi bayi. Kehamilan
pada manusia biasanya kurang lebih sekitar 38 minggu dihitung sejak saat
fertilisasi atau pembuahan, sampai saat kelahiran.
Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yaitu:
1) Tahap preembrionik (dua setengah minggu pertama)
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel,
dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada
dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, selsel
penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga
lapisan. Sekitar 2½ minggu, epiblas sudah membentuk 3 jaringan khusus, atau
lapisan kuman, yang disebut ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Ektoderm
tumbuh menjadi beberapa struktur termasuk otak, urat saraf tulang belakang,
syaraf, kulit, kuku, dan rambut. Endoderm membuat lapisan pelindung
sistem pernapasan dan alat percernaan, dan membentuk bagian dari organorgan
tubuh yang penting seperti hati dan pankreas. Mesoderm membentuk
jantung, ginjal, tulang, tulang rawan, otot-otot, sel-sel darah, dan strukturstruktur
lainnya.
2) Tahap embrionik (sampai akhir minggu ke delapan)
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa
ini bayi disebut sebagai embrio. Pada tahap ini, organ, dan sistem tubuh bayi
mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut.Setelah 3 minggu otak terbagi menjadi tiga bagian utama yang disebut
dengan otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Perkembangan sistem
pernapasan dan sistem pencernaan juga sedang berlangsung. Sel-sel darah
pertama muncul pada kantung inti telur, pembuluh darah terbentuk pada
keseluruhan embrio, dan saluran jantung timbul. Hampir bersamaan jantung
yang tumbuh dengan cepat masuk dengan sendirinya karena bilik yang
terpisah sudah mulai berkembang. Jantung mulai berdenyut tiga minggu
satu hari setelah proses pembuahan.
Otak, urat saraf tulang belakang, dan jantung embrio mulai muncul
dan dapat diidenti kasikan dengan mudah pada kantung inti telur antara
3 sampai 4 minggu. Pertumbuhan yang cepat menyebabkan pelipatan pada
embrio. Proses ini menyatukan sebagian kantung inti telur ke dalam lapisan
pelindung sistem pencernaan dan membentuk rongga dada dan rongga perut
manusia.
Setelah 4 minggu, amnion yang jernih menyelimuti embrio dalam
suatu kantung yang berisi cairan. Cairan steril ini disebut cairan amniotik
yang memberikan embrio perlindungan dari kecelakaan. Jantung biasanya
berdenyut sekitar 113 kali per menit. Jantung akan berdenyut sekitar 54 juta
kali sebelum kelahiran dan lebih dari 3,2 milyar kali sepanjang hidup dengan
perkiraan umur sekitar 80 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan otak yang cepat
terlihat dengan adanya perubahan pada otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.
Perkembangan anggota tubuh bagian atas dan bawah dimulai dengan
tampilnya permulaan tubuh pada janin setelah 4 minggu. Kulit terlihat
transparan pada saat ini karena tebalnya hanya satu sel saja. Setelah kulit
semakin menebal, kulit akan kehilangan transparansinya. Organ tubuh bagian
dalam yang sedang berkembang hanya dapat dilihat dalam satu bulan lagi
saja.
Antara 4 sampai 5 minggu, otak terus tumbuh dengan cepat dan membagi
menjadi lima bagian yang berbeda. Kepala mengambil bagian sebesar 1/3 total
ukuran embrio. Hemisfer cerebral muncul, secara berangsur-angsur menjadi
bagian otak yang paling penting. Sejumlah fungsi dikontrol hemisfer cerebral
termasuk berpikir, belajar, ingatan, percakapan, penglihatan, pendengaran,
gerakan yang disengaja, dan penyelesaian masalah.
Pada sistem pernapasan, batang tenggorok sebelah kanan dan kiri sudah
ada dan akhirnya akan menghubungkan trakea atau pipa udara dengan paruparu.
Ginjal yang permanen muncul setelah 5 minggu. Selain itu, kantung inti
telur berisi sel-sel reproduktif awal.
Setelah 5 minggu, sel-sel reproduktif awal bermigrasi ke organ-organ
reproduksi yang berada di samping ginjal. Di minggu kelima juga, embrio
mengembangkan piringan tangan, dan mulai membentuk formasi tulang
rawan setelah 5½ minggu. Di sini akan terlihat piringan tangan sebelah kiri
dan pergelangan tangan setelah 5 minggu 6 hari.
Setelah enam minggu, hemisfer cerebral tumbuh lebih cepat dan tidak
seimbang bila dibanding bagian otak lainnya. Embrio mulai membuat gerakgerak spontan dan gerak-gerak re eks. Gerakan semacam itu penting untuk
meningkatkan perkembangan otot saraf yang normal. Sentuhan pada daerah
mulut menyebabkan embrio secara re ektif menggerakkan kepalanya mundur.
Kemudian telinga luar mulai terbentuk. Formasi sel darah berlangsung
di dalam hati di mana limfosit sekarang telah ada. Jenis sel darah putih ini
merupakan penentu perkembangan sistem kekebalan tubuh. Sebagian dari
usus menonjol keluar untuk sementara, ke dalam tali pusat. Proses normal ini
disebut herniasi psikologis, membuat ruang untuk perkembangan organ-organ
lain di dalam abdomen.
Piringan tangan mengembang jadi agak mendatar. Gelombang otak telah
tercatat sejak 6 minggu dua hari. Puting susu muncul di samping batang
tubuh tidak lama sebelum mencapai tempat yang sesungguhnya di bagian
depan dada.
Setelah 6½ minggu, siku terlihat jelas, jarijari
mulai menyebar, dan gerakan tangan sudah
bisa dilihat. Pembentukan tulang disebut dengan
osi kasi, dimulai di antara klavikula atau tulang
bahu, tulang-tulang rahang atas, dan rahang
bawah.
Sejak minggu ketujuh, gerakan-gerakan kaki
dapat dilihat seiring dengan respon terkejut. Empat
bilik pada jantung hampir sempurna. Jantung pada
minggu ini rata-rata berdenyut 167 kali per menit.
Aktivitas elektrik jantung mulai berfungsi
pada minggu ke-7½. Pada saat ini jantung telah
memperlihatkan pola bergelombang seperti
jantung yang dimiliki orang dewasa. Setelah
minggu ke-7½ ini, di selaput jala mata mulai
muncul zat warna yang terlihat jelas. Bersamaan dengan ini, kelopak mata
juga mengalami pertumbuhan dengan cepat. Selain itu, jari-jari tangan mulai
terpisah, akhirnya tangan juga dapat menangkup seperti kaki. Jari-jari kaki
menyatu di bagian pangkal saja dan sendi lutut mulai tumbuh.
Pada minggu ke-8, otak telah berkembang semakin jauh dan beratnya
hampir setengah dari berat badan embrio. Pertumbuhan ini terus berlangsung
dengan cepat. Setelah minggu ke-8, 75% dari embrio memperlihatkan
dominasi tangan kanan, sedangkan yang 25% dari embrio memperlihatkan
dominasi tangan kiri. Hal inilah yang menyebabkan munculnya kebiasaan
tangan kiri atau tangan kanan.
Antara minggu ke-7 dan ke-8, kelopak mata atas dan bawah tumbuh
dengan cepat dan hampir menyatu sehingga menutupi mata. Setelah 8
minggu, embrio kadang-kadang menunjukkan gerak bernapas, meskipun
tidak ada udara di dalam uterus. Ginjal juga telah memproduksi urine yang
disalurkan ke dalam cairan amniotik. Pada embrio laki-laki, testis yang
berkembang mulai memproduksi dan melepaskan hormon testosteron.Pada saat ini, tulang, sendi, otot, saraf, danpembuluh darah di berbagai anggota tubuh sudah
menyerupai orang dewasa. Kulit ari atau kulit luar
menjadi suatu membran yang berlapis-lapis dan
semakin tebal. Alis mata juga mulai tumbuh yang
berupa rambut-rambut halus. Masa ini merupakan
masa berakhirnya embrionik. Akhirnya, embrio
manusia sudah tumbuh dari satu sel hingga
mencapai 1 milyar sel yang membentuk sekitar
4.000 struktur anatomi yang mempunyai ciri khas.
Pada saat ini, embrio memiliki lebih dari 90% dari
struktur yang ada seperti yang dimiliki oleh orang
dewasa.
3) Tahap fetus (dari minggu ke delapan sampai kelahiran)
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai fetus. Tahap ini
dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran.
Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia dengan
wajah, kedua tangan, dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang
3 cm, semua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang
lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Setelah 9 minggu, janin mulai mengisap jempol dan janin dapat menelan
cairan amniotik. Janin juga dapat menggenggam sesuatu, menggerakkan
kepala ke depan dan ke belakang, buka tutup rahang, gerakkan lidah,
mendesah, dan merenggangkan badan. Saraf penerima di wajah, telapak
tangan, dan telapak kaki dapat merasakan sentuhan ringan. “Dalam merespon
suatu sentuhan ringan di telapak kaki,” janin akan menekuk pinggul dan lutut
serta menangkupkan jari kaki. Sekarang kelopak mata tertutup dengan rapat.
Dalam laring, kemunculan pita suara menunjukkan dimulainya perkembangan
pita suara. Pada janin perempuan, rahim bisa diidenti kasikan dan sel-sel
reproduksi awal ( oogonia), saling meniru dalam ovarium. Alat kelamin luar
mulai membuat perbedaan mendasar sebagai laki-laki atau perempuan.
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus
secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara
berkala hingga bayi dilahirkan.
Pada masa persalinan, hormon yang memengaruhi peningkatan kepekaan
yaitu:
• Estrogen, dihasilkan oleh plasenta yang kontraksinya meningkat pada
saat persalinan.
• Oksitoksin, dihasilkan oleh hipo sis ibu dan janin dan berfungsi untuk
kontraksi uterus.
• Prostaglandin, dihasilkan oleh membran pada janin.
• Relaksin, dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta serta
berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan
tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.g. Pemberian air susu ibu (ASI)
Alam telah menyediakan makanan paling
lengkap dan berlimpah untuk melindungi
pertumbuhan dan kesehatan bayi melalui ibu. Air
susu ibu memenuhi seluruh kebutuhan biologis
bayi. Menyusui adalah cara pemberian makan bayi
yang paling baik karena semua unsur gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi normal ada di dalamnya. Pada saat yang sama,
tindakan menyusui membangun hubungan intim
dan hangat antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat
penting bagi perkembangan psikologis yang sehat
dari sang bayi. Sebaiknya sejak awal kehamilan
seorang ibu sudah harus mempunyai keinginan
ini.
Untuk menyusui dengan baik, seorang ibu harus
mengonsumsi makanan yang sehat. Mengonsumsi
makanan seimbang harus dilakukan selama masa
hamil dan menjadi makin penting pada waktu
menyusui. Ada kemungkinan seorang ibu harus
meningkatkan asupan makanan sebanyak 500
sampai 600 kalori per hari. Susu, air, dan jus juga
penting dikonsumsi untuk meningkatkan produksi
air susu.
Selain memberikan gizi lengkap secara alami,
air susu ibu juga memberikan banyak keuntungan
penting. Keseimbangan yang tepat antara protein,
karbohidrat, lemak, dan mineral menyebabkan air
susu ibu mudah dicerna, sehingga jarang sekali
menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare
dan konstipasi.
Bayi-bayi yang disusui jarang sekali mengalami
kelebihan berat badan, kemungkinan menderita
dehidrasi serta akibat-akibat lainnya. Jarang di
antara mereka yang menderita alergi ataupun
infeksi karena bakteri. ASI memberikan proteksi
alamiah dengan cara mengalirkan antibodi penting
dari ibu ke bayinya. Menyusui memberikan manfaat
psikologis kepada bayi karena melalui menyusui ia
merasakan kehangatan dan kedekatan sik ibunya,
menikmati suara dan wajah ibunya, sekaligus
memuaskan kebutuhan untuk mengisap.C. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan
mencegah terjadinya pembuahan. Kontrasepsi
memiliki beberapa metode, antara lain:
1. Tanpa alat bantu
Kontrasepsi dengan cara tidak melakukan
koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16
siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama
sistem kalender atau abstinensi.
2. Menggunakan alat bantu
Pada cara ini, mencegah pertemuan ovum
dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan
berbagai alat bantu, misalnya: kondom, spiral,
jelly, dan lain-lain.
Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Secara mekanik, yaitu dengan cara mencegah
bertemunya sperma dengan ovum. Pada lakilaki
menggunakan kondom, sedangkan pada wanita bisa menggunakan
diafragma, spiral, IUD (Intra Uterine Device).
b. Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan spermisida senyawa kimia
yang dapat membunuh sel-sel sperma. Misalnya bisa berbentuk jelly,
busa, dan lain-lain.
c. Secara hormonal, yaitu dengan cara memengaruhi kesuburan wanita,
misalnya dengan KB suntik, susuk dan pil KB. Bahkan kini juga sudah
dikembangkan teknik hormonal (pada laki-laki).
3. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/me motong saluran vas deferens
dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii
dikenal dengan istilah tubektomi.
D. Gangguan pada Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan
oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi
baik pada wanita maupun pria.
1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan
menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder.
Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai
usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore
sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih
pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan
ovarium. Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena
iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan
bedah laser.
Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk,
ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul.
Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami
pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan
pembedahan.
c. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat
di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di
luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri
pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya
kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau
bedah laser.
d. Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang
wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat
hubungan kelamin.
2. Gangguan pada sistem Reproduksi Pria
Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme,
kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis.
a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan
oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya
tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk
turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi.
Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testoteron.c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum, atau virus herpes.
d. Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri
Escherichia coli ataupun bukan bakteri.
e. Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran
reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.